1. Bagaimana
cara berfilsafat dan mengutarakan pkiran kita ke orang lain dengan jelas?
Permasalahan filsafat itu hanya ada dua saja. Jika
yang dipikirkan di luar pkiranku bagaimana cara mengetahuinya. Sebagian orang
merasa sudah mengetahuinya tetapi belum banyak mereka mengetahuinya. Maka
sebodoh-bodoh orang adalah orang yang
merasa mengetahui yang sebenarnya belum diketahuinya. Kemudian jika yang
dipikiran di luar pkiranmu bagaimana engkau menjelaskan kepada orang lain.
Sebenar-benar dirimu tidak akan pernah mampu menjelaskan apa yang ada dan yang
mungkin ada di pikiranmu dan hidupmu. Sebagai contoh adalah sulitnya
menjelaskan rasa cintaku kepada istriku tersayang. Yang ditulis di buku itu
adalah yang lalu sampai sekarang kemudian bagaimana untuk besok? Jadi sangat
sulit menjelaskan apa yang mungkin terjadi. Tidak akan pernah bisa menjelaskan.
Yang Maha Menjelaskan adalah Tuhan Yang Maha Esa tetapi manusia saja yang tidak
paham.
2. Dalam
kondisi apakah kita dapat memulai berfilsafat?
Berfilsafat
adalah olah pikir yang reflektif. Contoh olah ikir yang reflektif. Hidup dibagi
menjadi dua. Yaitu tatatan atas olah pikir kita, logika kita, tataran bawah
adalah pengalaman kita. Sebagai mahasiswa kurang pengalaman apa selama hidup 21
tahun? Setiap orang memiliki pengalaman, lalu apakah ada berpikir yang tidak
pakai pengalaman? Contohnya banyak, salah satunya adalah takut dengan singa.
Semuanya takut dengan singa. Walaupun belum pernah punya pengalaman diterkam
oleh singa tetapi kita sudah merasa takut. Dasarnya adalah pikiran kita tanpa
berdasar pada pengalaman. Sedangkan sebaliknya apakah ada pengalaman yang tanpa
berpikir? Jawabannya juga banyak, contohnya saja adalah kucing. Ketika kita
mengajak kucing berlibur ke Parangtritis untuk mencari pengalaman. Dalam hal ini kucing tidak pernah berpikir
walaupun kucing diajak mencari pengalaman. Sebagian besar orang memikirkan
pengalamannya, hal ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
3. Bagaimana
cara mengemablikan oridina; pikiran kita ketika terpengaruh filsafat orang
lain?
Hal
ini mendoktrin pikiran teman yang buruk. Caranya adalah berinteraksi mengggapai
keseimbangan. Keseimbangan berpikir, berfilsafat, hidup didasarkan ada
keteguhan hidup spiritual. Pikiran ornglain untuk membnagun folsafat kita.
Membnagun pengathuan itu dari pikiran dan pengalaman. Sudah mempunyai
karakteristik adalah critical thinking dilandasi spiritualitas. Tidak
sebenarnya buruk. Tidak ada seorang filsuf yang terpengaruh filsuf lain. Hidup
itu tidak terisoaksi yaitu mengalir. Kita berada di lautan tetapi tidak mau
mengetahui jenis air apa yang ada di laut itu.
Orang
yang tidak mau berfilsafat ibarat orang tersebut berada di tengah lautan tidak peduli
dengan air. Ketika berada di air tawar dia tidak sadar dengan jenis airnya.
Tetapi ketika dia mengindentifikasinya maka hal ini akan bermanfaat untuk kita
sendiri maupun orang lain. Ketika kita tidak bisa mencari pengalaman kita tidak
akan bisa mengerti akan adanya pertanyaan-pertanyaan sekarang yang muncul.
Menambah kestabilan kita sebagai objek yang berotasi. Kita berotasi terhadap berpedoman
terhadap spiritualistas kita melalui rangkaian doa-doa kita. Learning is anywhere and anytime. Maka
hanya orang-orang istimewa yang berusada menyadari dan disadari untuk
mengetahui jenis air yang di sekitarnya. Seperti contoh cerita Dewa Ruci yaitu
Bima masuk ke samudera. Ketika ada hal
yang kontradiktif maka kita akan mengetahui sebuah ilmu.
Mengembalikan
orisinal pikiran kita sebenarmnya adalah memperoleh pure reason. Jika kita bisa berdoa maka kita akan mendapat hal yang
cerah, terbuka segalanya. Jika bisa berpikir yang jernih berarti kita hendaknya
melupakan semua hal-hal dan mencari yang pure.
Kita harus fokus denngan tujuan kita.
4. Apa
sebenarnya yang disampaikan oleh filsafat?
Objek
filsafat adalah apa yang ada dan yang mungkin ada. Yang sudah ada itu berada di
pikiran kita. Hidup ini setiap saat adalah mengubah yang mungkin menjadi ada.
Ada proses sadar dan tidak sadar. Yang ada itu sekarang dan yang telah lalu
sedangkan yang belum terjadi itu masih mungkin apalagi besok itu jelas pasti
mungkin.
5. Apakah
dalam berfilsafat kita boleh mengacu pada orang lain atau tokoh lain?
Tiadalah
berfilsafat jika tidak mengacu pada tokoh karena sama saja omong kosong. Yang
telah direfleksikan adalah pikiran dari seorang tokoh. Oleh karena itu kita
harus mengetahui tokoh-tokoh filsafat
6. Bagaimana
cara mengembangkan pola pikir dan filsafat?
Cara
mengembangkan pola piker dan filsafat kita adalah dengan cara memperhatikan
hewan yang hidup, tumbuhan yang hidup serta memperhatikan kita bisa hidup. Baik
secara makro maupun mikro. Tuhan mnciptakan bumi yang berputar pada porosnya
serta mengelilingi matahari. Bumi yang berputar tersebut tidak akan pernah
menempati tempat yang sama begitu pula dengan manusia yang tidak akan menempati
tempat yang sama pada masa yang berlaku. Ciptaan Tuhan adalah untuk kemaslahatan
manusia yang sebaiknya selalu kita jadikan contoh. Sebagai contoh adalah watak
bumi yang berputar pada porosnya maka kita harus meniru watak itu yaitu
berputar pada doa-doa dalam hati kita. pola pikir dan filsafat adalah
ikhtiarmu. Ikhtiarmu adalah dalam pengalamnmu. Pengalamanmu adalah pikiranmu.
Secara spitual sukses dunia akhirat adalah menggapai harmoni dalam segala macam
aspeknya. Ada doa dan ikhtiar dalam hidupmu. Penyakit berfilsafat adalah dalam
keadaan tidak seimbang dan melanggar norma. Misalnya saja kita dalam
perkuliahan filsafat harus membaca elegi, ketika kita tidak membaca elegi dan
membuat comment maka kita terancam kematian kita dalam
filsafat.
Filsafat
itu kontekstual sehingga ketika kita berbocara mengenai Gunung Kidul maka hal
itu bisa dikaitkan dengan “tiwul” yaitu makanan khas Gunung Kidul bukan malah
terkait dengan “Gethuk goreng” yang asing jika dikaitkan dengan daerah Gunung
Kidul.
7. Bagaimana
memulai filsafat dengan baik dan benar?
Memulai
filsafat dengan baik dan benar adalah sangat relatif karena bisa dimuali di
awal, di tengah ataupun di akhir. Yang paling baik adalah menaati norma-norma
yang disepakati. Kemudian berpikir kritis terhadap apa yang terjadi atau berada
di hadapan kita. Filsafatnya filsafat adalah berpikir kritis.
8. Mengapa
filsafat membuat bingung?
Memang
dalam filsafat itu perlu dibuat bingung karena dalam filsafat itu kepastian
adalah urusan dunia sedangkan urusan hati adalah keyakinan terhadap hati kita
sendiri. Kepastian dalam urusan dunia itu musuh filsafat. Kenapa demikian?
Karena supaya kita mau berpikir harus dibuat bingung terlebih dahulu. Berfilsafat
bukan hanya urusan substansi tapi juga urusan wadah atau kerangka dan bagaimana
kita bisa memanfaatkan wadah yang besar itu untuk berfilsafat.
9. Dimanakah
mencari obat supaya tidak bingung?
Ketika
bingung maka stop berhenti
memikirkannya. Kemudian ambil air wudhu dan shalat, jika tidak demikian maka
tidur, istirahat kemudian bangun dan melakukan shalat malam. Memohon ampun terhadap
Tuhan karena kita telah mengembarakan pikiran kita. Cara membuat hati supaya
tidak erosi adalah ketika kita berfilsafat sebanyak sekali maka imbangilah
dengan berdoa sebanyak sepuluh kali, sedangkan ketika kita berfilsafat sebanyak
duapuluh kali maka imbangilah dengan berdoalah
sebanyak duapuluh kali.
10. Bagaimana
menyikapi filsafat?
Jangan
coba-coba merasionalkan segala pikiran kecuali dalam batas-batasnya.
Berfilsafat itu tergantung pada orangnya dan sebagian besar adalah termasuk
orang yang kafir dan tidak beragama. Jika kita tidak mampu untuk memikirkan
Tuhan maka jangan kita lalu tidak mempercayainya. Jika sudah bingung dengan hal
yang demikian maka harus diimbangi dengan spiritualnya.
11. Bagaimana
supaya supaya kita bersikap adil?
Sebenarnya
diriku adalah ketidakadilan itu sendiri. Suatu kodrat bahwa manusia tidak bisa
adil dan sebuah kodrat juga bahwa manusia berusaha menjadi adil. Mengapa
demikian? ada hukum yang namanya hukum reduksi dan Tuhan pun memberlakukannya. Sebagai contoh
adalah mengapa kita tidak memilih lahir dari seorang ibu yang kita pilih? Tidak
ada kata tidak adil bagi kita karena Tuhan itu Maha Adil. Kita harusnya
bersyukur dan mencari hikmah dari hal yang terjadi karena sifat itulah maka
kita bisa lepas dari ketidakadilan itu. Ketidakadilan itu akan dibawa sampai
mati. Sebagai contoh bahwa apa yang di belakang kita memiliki hak yang sama
untuk dipandang, tetapi kita selalu hanya memandang apa yang ada di depan kita.
Hal inilah merupakan contoh ketidakadilan dalam hidup kita.
Ternyata
kita bisa hidupmu karena adanya ketidakadilan. Kita selalu memandang ke depan
itu juga merupakan suatu ketidakadilan. Bagaimana jika kita mempunyai empat
mata? Kita akan merasa bingung karena mata kita memandang kemana-mana. Kita hidup
dengan penuh ketidakadilan. Ternyata ketidakadilan itu adalah Karunia dari Tuhan
kita. Dalam setiap ikhtiar kita sebenarnya adalah mencari ketidakadilan tetapi
kita tidak akan pernah mencapai adil yang sempurna karena hal itu adalah milik
Tuhan.
12. Apakah
filsafat hanya mengenal yang abstrak saja?
Filsafat
itu memikirkan apa yang abstrak dan konkret. Anak kecil belajar menggunakan
mitos tetapi ketika sampai di hati itu namanya adalah keyakinan dan ibadah. Ketika guru matematika mengajar
kepada muridnya untuk menghafalkan rumus maka guru itu mengajar dengan melalui
pendekatan mitos. Pure matematika itu
objeknya di dalam pikiran. Sebagai contoh adalah di dunia ini tidak ada yang
lancip ketika kita memperbesar bagian yang lancip dengan mikroskop maka di
bagian yang lancip itu berbentuk molukel. Lancip hanyalah pengandaian saja
dalam matematika. Jadi, matematika itu
sebenarnya adalah pengandaian.
13. Kapan
kita bisa yakin hati kita bersih dan terbuka?
Kita
sebagai manusia hanya bisa berusaha. Anak cucu Adam baru lahir kemarin spre
sdangkan setan sudah bertanduk tujuh, tidak ada yang bisa membantu kita dari
godaan setan kecuali meminta perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Hti yang kotor
itu sebenarnya dalah gangguan setan.
14. Sejak
kapan kita dikatakan hidup kita memulai awalnya?
Kadang-kadang
konsep awal itu diabaikan oleh manusia. Awal bisa menjadi segala-galanya bagi
manusia. Manusia tidak bisa terbebas dari yang namanya awal. Awal kita kuliah
dimulai ari pagi, awal kuliah didahului dengan kesepakatan-kesepakatan.
Dalamfilsafat awal itu adalah fondasi, alirannya adalah fondalisme. Tetapi
dalam filsafat ada juga kaum yang menentang aliran fondalisme.
15. Jika
seorang tidak bisa memahami filsafat yang dibuat oleh orang lain, apakah hal
itu wajar?
Berfilsafat
itu berdimensi, sedangkan berdimensi itu berjenajnag naik turun horizontal,
timggi setingginya berfilsafat itu adlah filsafat dunia, filasfat Negara,
filsafat kelembangaan sampai apda diri sendiri. Kapan kita berfilsafata? Yaitu
ketika kita mulai mereflkesikan pikiran dan pengalaman kita dengan menggunakan
referensi yang ada dan yang mungkin ada. Jika kita mnyadarinya berarti kita
telah berfilsafat tetapi tidak berhenti sampai itu tetpi sampai pada bagaimana
cara kita menjelaskannya, maka dari itu filsafat itu menggunakan metode hidup.
16. Filsafat
itu mengahuskan kita untuk berpikir. Apakah bebas dalam hal berpikir?
Indonesia
itu free yang bertanggungjawab. Orang
menggunakan tanggungjawab itu sebagai batasan yang tidak merugikan oranglain.
Setiap yang ada dan yang mungkin ada mempunyai nilai kebenaran masing-masing.
Contoh kebenaran sebagai seorang wanita, laki-laki, tua maupun muda itu
berbeda-beda.
17. Apakah
semua filsafat bernilai benar?
Benar
itu relatif, benarnya matematika adalah ketika hal itu konsisten. Dalam
matematika semua hal boleh diandaikan. Sedangkan benarnya pengalaman harus
sesuai dengan keadaannya. Tetapi orang tidak pernah bisa mencocokannya dengan
keadaannya. Tidak akan ada namamu yang tepat karena ketika kita menunjuk nama
seseorang maka orang itu tidak akan pernah sama dengan nama ketika ditunjuk
tadi. Tiadalah manusia itu bisa persis sama dengan namanya. Karena nama itu
sama tetapi tidak bisa membedakan ketika kecil, muda ataupun dewasa. Benarnya
spiritual itu absolute / totally / true
absolute (tidak bisa dibantah).
18. Apa
yang dimaksud dengan Metakognisi? berpikir apa yang dimaksud?
Metakognisi
itu bicara tentang kognisi. Berfilsalafat itu berbicara tentang pikiran.
Menjelaskan apa yang terjadi ketika kita melakukan
19. Apa
manfaat filsafat?
Filsafat itu
adalah pola pikir yang reflektif sehingga ketika ditanya mengenai apa manfaat
filsafat maka sama saja bertanya mengenai apa manfaat berpikir? Yaitu mengolah
pikiran kita. Filsafat mempelajari apa yang ada dan yang mungkin ada. Orang
yang beribadah harus sehat fisiknya. Sama halnya bagaimana cara berfilsafat
yang baik adalah dalam keadaan fisik yang sehat. Filsafat matematika
mempelajari apa yang ada dan mungkin ada di dalam matematika. Sungguh luar
biasa kekuatan filsafat itu karena bisa menembus ruang dan waktu.