PERKULIAHAN FILSAFAT
RABU, 12 DESEMBER 2012
Bagaimana menembus ruang
dan waktu? Bisa dikatakan mudah tetapi juga bisa dikatakan sulit. Mudah
karena sadar maupun tidak kita tiak sadar selalu menembus ruang dan waktu
seiring dengan bergantian ruang dan wktu. Pergantian waktu bisa menyebabkan
pergantian ruang. Ruang yang kita tempati ini adalah ruang yang relatif. Gerak
bumi yg mengitari matahari menyebabkan bumi tidak akan pernah menempati tempat
yang sama dalam waktu yang sama. Sangat
sulit bagi seseorang untuk menembus ruang dan waktu jika orang tersebut tidak
menyadarinya. Orang lulusan SD yang tidak belajar filsafat sangat sulit untuk
memahaminya. Sebuah batupun bagi orang yang mengerti dia sebenarnya menembus
ruang dan waktu. Menembus ruang dan waktu sangat berkaitan dengan pemahaman
seseorang.
Bagaimana seorang guru mengembangkan
intuisi pada siswanya? Kita harusny berfikir yang
positif, bagaimanapun sistem pendidikannya, guru dipercaya untuk mengajar di
kelas. Berkomunikasi dengan siswa adalah otoritas guru untuk mengembangkan
intuisi kepada siswa kita. Hidup kita semua berhubungan dengan intuisi, jangan
berpikiran semua hal dapat didefinisikan karena semua itu adalah intuisi kita.
Sejak kapan kita mengetahui intuisi enak? Pasti jawabannya adalah sejak lahir
tanpa perlu adanya definisi mengenai enak itu apa. Manusia ciptaan Tuhan itu
penuh dengan intuisi (full of intuition).
Alangkah hebatnya jika pembelajaran itu dimulai dari intuisi. Kalau orang
pendidikan menggunakan eksplorasi untuk memulai pembelajaran jangan menggunakan
matematika formal yang dimulai dari definisi. Untuk membedakan cinta dan kasih
sayang seperti itu tanpa perlu adanya definisi. Kalau dalam penelitian kita
membutuhkan adanya definisi operasional untuk menunjukkan dengan jelas variabel
apa yang akan diukur. Intuisi itu tidak hanya empiris, kalau anak kecil itu
study empiris. Anak kecil bisa membedakan ibu dan neneknya itu adalah kejadian
empiris. Tapi masih ada intuisi yang lain seperti intuisi murni, berlatih keras
untuk membuktikan teorema, maka orang tersebut jika menemui teorema sudah mampu
menebak maksudnya, itulah yang namanya intuisi. Metode hidup yang paling alami
adalah silaturahmi. Metode balajar yang sunnatullah sesuai kodrat alam itu
contohnya ialah kalau kita belajar tentang hal yang sama sekali belum mengetahui
menjadi sama sekali mengetahui. Contohnya adalah ketika mereview suatu sekolah,
sebelumnya kita hanya mengetahui nama sekolah tersebut tanpa tahu apa yang ada
di dalam sekolah tersebut. Setengah hari pertama, pengetahuannya sudah mulai
tumbuh dan berkembang, sudah banyak informasi mengenai sekolah tersebut. Sampai
sore kemudian melakukan telaah dokumen mulai dari SKL, RPP, Sarpras, kurikulum,
dan sebagainya kemudian mengumpulkan guru-guru yang bersangkutan. Akhirnya
informasi yang diperoleh semakin tumbuh dan berkembang, hal ini menunjukkan
pengetahuannya mulai bertambah. Selang dua hari kemudian pengetahuan yang
diperoleh semakin tumbuh bahkan sampai berbuah. Pada akhir kunjungan maka
pemahaman mengenai sekolah tersebut mulai berbuah dan dinikmati oleh guru dan
kepala sekolah. Hal inilah yang disebut dengan constructivist atau sunnatullah.
Inilah pembelajaran yang bersifat constructivism yang seharusnya diterapkan
oleh para guru, sedangkan intuisi tersebut datang melalui constructivism.
Bagaimana mengajarkan matematika itu
kontradiksi? Sangat berbahaya sekali jika filsafat
itu salah ruang dan waktu, juga berbahaya jika hanya mempelajari filsafat
secara parsial. Filsafat itu hanya untuk orang dewasa bukan untuk anak kecil. Bukan
porsi anak kecil untuk disampaikan padanya mengenai filsafat. Tidak perlu kita
mengajarkan pada anak bahwa matematika itu kontradiksi, anak akan merasa
kesulitan untuk memahaminya.
Bagaimana fenomena Ujian Nasional bagi
siswa? Selama ini kita merasa sakit, cirri-cirinya adalah
kepala tidak percaya pada kaki, pejabat tidak percaya pada guru. Kurikulum
didesain atas dasar ketidakpercayaan pada guru. Kalau pejabat akan berbicara
bahwa UAN tidak akan ada jika guru dapat dipercaya. Asumsi para pejabat itu
guru tidak dapat dipercaya. UAN ditiadakan akan tetapi yang penting adalah
ketika mau masuk sekolah itu diadakan seleksi. Akan tetapi, sekarang pun
seleksi itu tidak dapat dipercaya karena banyak tindakan korupsi dibalik
seleksi yang dilakukan. Indonesia berada di tengah-tengah empat benua yang
besar sehingga bingung mau mengikuti arus benua yang mana. Sekarang para ulama,
para pejabat bingung ingin mengikuti arus mana yang sesuai dengan Indonesia. Indonesia
menggembor-gemborkan untuk go
Internasional sehingga maju. Tidak semua yang internasional itu baik, kita
seharusnya mengambil frameworknya
saja untuk diikuti, bukan substansinya yang diadopsi untuk diikuti. Indonesia
berada di muara sungai sehingga bingung mau mengambil jalan yang mana, apakah industrial trainer, apakah technological pragmatis atau mau
mengikuti aliran old humanist? Banyak
yang menggembor-gemborkan untuk memperbaiki karakter bangsa, akan tetapi tidak
hanya karakternya saja. Karakternya itu dapat didefinisikan untuk siapa dan
dari siapa sehingga setiap orang akan benar-benar menyadari pentingnya karakter
bagi hidupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar