Rabu, 12 Desember 2012

Mengupas Tuntas Pertanyaan tentang Filsafat


1.    Bagaimana cara berfilsafat dan mengutarakan pkiran kita ke orang lain dengan jelas?
Permasalahan filsafat itu hanya ada dua saja. Jika yang dipikirkan di luar pkiranku bagaimana cara mengetahuinya. Sebagian orang merasa sudah mengetahuinya tetapi belum banyak mereka mengetahuinya. Maka sebodoh-bodoh orang adalah orang  yang merasa mengetahui yang sebenarnya belum diketahuinya. Kemudian jika yang dipikiran di luar pkiranmu bagaimana engkau menjelaskan kepada orang lain. Sebenar-benar dirimu tidak akan pernah mampu menjelaskan apa yang ada dan yang mungkin ada di pikiranmu dan hidupmu. Sebagai contoh adalah sulitnya menjelaskan rasa cintaku kepada istriku tersayang. Yang ditulis di buku itu adalah yang lalu sampai sekarang kemudian bagaimana untuk besok? Jadi sangat sulit menjelaskan apa yang mungkin terjadi. Tidak akan pernah bisa menjelaskan. Yang Maha Menjelaskan adalah Tuhan Yang Maha Esa tetapi manusia saja yang tidak paham.
2.    Dalam kondisi apakah kita dapat memulai berfilsafat?
Berfilsafat adalah olah pikir yang reflektif. Contoh olah ikir yang reflektif. Hidup dibagi menjadi dua. Yaitu tatatan atas olah pikir kita, logika kita, tataran bawah adalah pengalaman kita. Sebagai mahasiswa kurang pengalaman apa selama hidup 21 tahun? Setiap orang memiliki pengalaman, lalu apakah ada berpikir yang tidak pakai pengalaman? Contohnya banyak, salah satunya adalah takut dengan singa. Semuanya takut dengan singa. Walaupun belum pernah punya pengalaman diterkam oleh singa tetapi kita sudah merasa takut. Dasarnya adalah pikiran kita tanpa berdasar pada pengalaman. Sedangkan sebaliknya apakah ada pengalaman yang tanpa berpikir? Jawabannya juga banyak, contohnya saja adalah kucing. Ketika kita mengajak kucing berlibur ke Parangtritis untuk mencari pengalaman.  Dalam hal ini kucing tidak pernah berpikir walaupun kucing diajak mencari pengalaman. Sebagian besar orang memikirkan pengalamannya, hal ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.


3.    Bagaimana cara mengemablikan oridina; pikiran kita ketika terpengaruh filsafat orang lain?
Hal ini mendoktrin pikiran teman yang buruk. Caranya adalah berinteraksi mengggapai keseimbangan. Keseimbangan berpikir, berfilsafat, hidup didasarkan ada keteguhan hidup spiritual. Pikiran ornglain untuk membnagun folsafat kita. Membnagun pengathuan itu dari pikiran dan pengalaman. Sudah mempunyai karakteristik adalah critical thinking dilandasi spiritualitas. Tidak sebenarnya buruk. Tidak ada seorang filsuf yang terpengaruh filsuf lain. Hidup itu tidak terisoaksi yaitu mengalir. Kita berada di lautan tetapi tidak mau mengetahui jenis air apa yang ada di laut itu.
Orang yang tidak mau berfilsafat ibarat orang tersebut berada di tengah lautan tidak peduli dengan air. Ketika berada di air tawar dia tidak sadar dengan jenis airnya. Tetapi ketika dia mengindentifikasinya maka hal ini akan bermanfaat untuk kita sendiri maupun orang lain. Ketika kita tidak bisa mencari pengalaman kita tidak akan bisa mengerti akan adanya pertanyaan-pertanyaan sekarang yang muncul. Menambah kestabilan kita sebagai objek yang berotasi. Kita berotasi terhadap berpedoman terhadap spiritualistas kita melalui rangkaian doa-doa kita. Learning is anywhere and anytime. Maka hanya orang-orang istimewa yang berusada menyadari dan disadari untuk mengetahui jenis air yang di sekitarnya. Seperti contoh cerita Dewa Ruci yaitu Bima masuk ke samudera. Ketika ada hal  yang kontradiktif maka kita akan mengetahui sebuah ilmu.
Mengembalikan orisinal pikiran kita sebenarmnya adalah memperoleh pure reason. Jika kita bisa berdoa maka kita akan mendapat hal yang cerah, terbuka segalanya. Jika bisa berpikir yang jernih berarti kita hendaknya melupakan semua hal-hal dan mencari yang pure. Kita harus fokus denngan tujuan kita.
4.    Apa sebenarnya yang disampaikan oleh filsafat?
Objek filsafat adalah apa yang ada dan yang mungkin ada. Yang sudah ada itu berada di pikiran kita. Hidup ini setiap saat adalah mengubah yang mungkin menjadi ada. Ada proses sadar dan tidak sadar. Yang ada itu sekarang dan yang telah lalu sedangkan yang belum terjadi itu masih mungkin apalagi besok itu jelas pasti mungkin.



5.    Apakah dalam berfilsafat kita boleh mengacu pada orang lain atau tokoh lain?
Tiadalah berfilsafat jika tidak mengacu pada tokoh karena sama saja omong kosong. Yang telah direfleksikan adalah pikiran dari seorang tokoh. Oleh karena itu kita harus mengetahui tokoh-tokoh filsafat
6.    Bagaimana cara mengembangkan pola pikir dan filsafat?
Cara mengembangkan pola piker dan filsafat kita adalah dengan cara memperhatikan hewan yang hidup, tumbuhan yang hidup serta memperhatikan kita bisa hidup. Baik secara makro maupun mikro. Tuhan mnciptakan bumi yang berputar pada porosnya serta mengelilingi matahari. Bumi yang berputar tersebut tidak akan pernah menempati tempat yang sama begitu pula dengan manusia yang tidak akan menempati tempat yang sama pada masa yang berlaku. Ciptaan Tuhan adalah untuk kemaslahatan manusia yang sebaiknya selalu kita jadikan contoh. Sebagai contoh adalah watak bumi yang berputar pada porosnya maka kita harus meniru watak itu yaitu berputar pada doa-doa dalam hati kita. pola pikir dan filsafat adalah ikhtiarmu. Ikhtiarmu adalah dalam pengalamnmu. Pengalamanmu adalah pikiranmu. Secara spitual sukses dunia akhirat adalah menggapai harmoni dalam segala macam aspeknya. Ada doa dan ikhtiar dalam hidupmu. Penyakit berfilsafat adalah dalam keadaan tidak seimbang dan melanggar norma. Misalnya saja kita dalam perkuliahan filsafat harus membaca elegi, ketika kita tidak membaca elegi dan membuat comment  maka kita terancam kematian kita dalam filsafat.
Filsafat itu kontekstual sehingga ketika kita berbocara mengenai Gunung Kidul maka hal itu bisa dikaitkan dengan “tiwul” yaitu makanan khas Gunung Kidul bukan malah terkait dengan “Gethuk goreng” yang asing jika dikaitkan dengan daerah Gunung Kidul.
7.    Bagaimana memulai filsafat dengan baik dan benar?
Memulai filsafat dengan baik dan benar adalah sangat relatif karena bisa dimuali di awal, di tengah ataupun di akhir. Yang paling baik adalah menaati norma-norma yang disepakati. Kemudian berpikir kritis terhadap apa yang terjadi atau berada di hadapan kita. Filsafatnya filsafat adalah berpikir kritis.
8.    Mengapa filsafat membuat bingung?
Memang dalam filsafat itu perlu dibuat bingung karena dalam filsafat itu kepastian adalah urusan dunia sedangkan urusan hati adalah keyakinan terhadap hati kita sendiri. Kepastian dalam urusan dunia itu musuh filsafat. Kenapa demikian? Karena supaya kita mau berpikir harus dibuat bingung terlebih dahulu. Berfilsafat bukan hanya urusan substansi tapi juga urusan wadah atau kerangka dan bagaimana kita bisa memanfaatkan wadah yang besar itu untuk berfilsafat.
9.    Dimanakah mencari obat supaya tidak bingung?
Ketika bingung maka stop berhenti memikirkannya. Kemudian ambil air wudhu dan shalat, jika tidak demikian maka tidur, istirahat kemudian bangun dan melakukan shalat malam. Memohon ampun terhadap Tuhan karena kita telah mengembarakan pikiran kita. Cara membuat hati supaya tidak erosi adalah ketika kita berfilsafat sebanyak sekali maka imbangilah dengan berdoa sebanyak sepuluh kali, sedangkan ketika kita berfilsafat sebanyak duapuluh kali maka imbangilah dengan  berdoalah sebanyak duapuluh kali.
10.  Bagaimana menyikapi filsafat?
Jangan coba-coba merasionalkan segala pikiran kecuali dalam batas-batasnya. Berfilsafat itu tergantung pada orangnya dan sebagian besar adalah termasuk orang yang kafir dan tidak beragama. Jika kita tidak mampu untuk memikirkan Tuhan maka jangan kita lalu tidak mempercayainya. Jika sudah bingung dengan hal yang demikian maka harus diimbangi dengan spiritualnya.
11.  Bagaimana supaya supaya kita bersikap adil?
Sebenarnya diriku adalah ketidakadilan itu sendiri. Suatu kodrat bahwa manusia tidak bisa adil dan sebuah kodrat juga bahwa manusia berusaha menjadi adil. Mengapa demikian? ada hukum yang namanya hukum reduksi dan  Tuhan pun memberlakukannya. Sebagai contoh adalah mengapa kita tidak memilih lahir dari seorang ibu yang kita pilih? Tidak ada kata tidak adil bagi kita karena Tuhan itu Maha Adil. Kita harusnya bersyukur dan mencari hikmah dari hal yang terjadi karena sifat itulah maka kita bisa lepas dari ketidakadilan itu. Ketidakadilan itu akan dibawa sampai mati. Sebagai contoh bahwa apa yang di belakang kita memiliki hak yang sama untuk dipandang, tetapi kita selalu hanya memandang apa yang ada di depan kita. Hal inilah merupakan contoh ketidakadilan dalam hidup kita.
Ternyata kita bisa hidupmu karena adanya ketidakadilan. Kita selalu memandang ke depan itu juga merupakan suatu ketidakadilan. Bagaimana jika kita mempunyai empat mata? Kita akan merasa bingung karena mata kita memandang kemana-mana. Kita hidup dengan penuh ketidakadilan. Ternyata ketidakadilan itu adalah Karunia dari Tuhan kita. Dalam setiap ikhtiar kita sebenarnya adalah mencari ketidakadilan tetapi kita tidak akan pernah mencapai adil yang sempurna karena hal itu adalah milik Tuhan.
12.  Apakah filsafat hanya mengenal yang abstrak saja?
Filsafat itu memikirkan apa yang abstrak dan konkret. Anak kecil belajar menggunakan mitos tetapi ketika sampai di hati itu namanya adalah keyakinan  dan ibadah. Ketika guru matematika mengajar kepada muridnya untuk menghafalkan rumus maka guru itu mengajar dengan melalui pendekatan mitos. Pure matematika itu objeknya di dalam pikiran. Sebagai contoh adalah di dunia ini tidak ada yang lancip ketika kita memperbesar bagian yang lancip dengan mikroskop maka di bagian yang lancip itu berbentuk molukel. Lancip hanyalah pengandaian saja dalam matematika.  Jadi, matematika itu sebenarnya adalah pengandaian.
13.  Kapan kita bisa yakin hati kita bersih dan terbuka?
Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Anak cucu Adam baru lahir kemarin spre sdangkan setan sudah bertanduk tujuh, tidak ada yang bisa membantu kita dari godaan setan kecuali meminta perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Hti yang kotor itu sebenarnya dalah gangguan setan.
14.  Sejak kapan kita dikatakan hidup kita memulai awalnya?
Kadang-kadang konsep awal itu diabaikan oleh manusia. Awal bisa menjadi segala-galanya bagi manusia. Manusia tidak bisa terbebas dari yang namanya awal. Awal kita kuliah dimulai ari pagi, awal kuliah didahului dengan kesepakatan-kesepakatan. Dalamfilsafat awal itu adalah fondasi, alirannya adalah fondalisme. Tetapi dalam filsafat ada juga kaum yang menentang aliran fondalisme.   
15.  Jika seorang tidak bisa memahami filsafat yang dibuat oleh orang lain, apakah hal itu wajar?
Berfilsafat itu berdimensi, sedangkan berdimensi itu berjenajnag naik turun horizontal, timggi setingginya berfilsafat itu adlah filsafat dunia, filasfat Negara, filsafat kelembangaan sampai apda diri sendiri. Kapan kita berfilsafata? Yaitu ketika kita mulai mereflkesikan pikiran dan pengalaman kita dengan menggunakan referensi yang ada dan yang mungkin ada. Jika kita mnyadarinya berarti kita telah berfilsafat tetapi tidak berhenti sampai itu tetpi sampai pada bagaimana cara kita menjelaskannya, maka dari itu filsafat itu menggunakan metode hidup.


16.  Filsafat itu mengahuskan kita untuk berpikir. Apakah bebas dalam hal berpikir?
Indonesia itu free yang bertanggungjawab. Orang menggunakan tanggungjawab itu sebagai batasan yang tidak merugikan oranglain. Setiap yang ada dan yang mungkin ada mempunyai nilai kebenaran masing-masing. Contoh kebenaran sebagai seorang wanita, laki-laki, tua maupun muda itu berbeda-beda.
17.  Apakah semua filsafat bernilai benar?
Benar itu relatif, benarnya matematika adalah ketika hal itu konsisten. Dalam matematika semua hal boleh diandaikan. Sedangkan benarnya pengalaman harus sesuai dengan keadaannya. Tetapi orang tidak pernah bisa mencocokannya dengan keadaannya. Tidak akan ada namamu yang tepat karena ketika kita menunjuk nama seseorang maka orang itu tidak akan pernah sama dengan nama ketika ditunjuk tadi. Tiadalah manusia itu bisa persis sama dengan namanya. Karena nama itu sama tetapi tidak bisa membedakan ketika kecil, muda ataupun dewasa. Benarnya spiritual itu absolute / totally / true absolute (tidak bisa dibantah).
18.  Apa yang dimaksud dengan Metakognisi? berpikir apa yang dimaksud?
Metakognisi itu bicara tentang kognisi. Berfilsalafat itu berbicara tentang pikiran. Menjelaskan apa yang terjadi ketika kita melakukan
19.  Apa manfaat filsafat?
Filsafat itu adalah pola pikir yang reflektif sehingga ketika ditanya mengenai apa manfaat filsafat maka sama saja bertanya mengenai apa manfaat berpikir? Yaitu mengolah pikiran kita. Filsafat mempelajari apa yang ada dan yang mungkin ada. Orang yang beribadah harus sehat fisiknya. Sama halnya bagaimana cara berfilsafat yang baik adalah dalam keadaan fisik yang sehat. Filsafat matematika mempelajari apa yang ada dan mungkin ada di dalam matematika. Sungguh luar biasa kekuatan filsafat itu karena bisa menembus ruang dan waktu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar