Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika
Rabu, 31 Oktober 2012
Ada dua hukum di dunia
ini yang paling mendasar, yaitu hukum identitas dan hukum kontradiksi. Hukum
identitas itu contohnya adalah A=A atau aku
= aku. Akan tetapi, jika kita memperhatikan ruang dan waktu, hukum identitas
itu tidak akan pernah ada. Karena Absari itu tidak akan pernah sama dengan Absari.
Nama kita itu relative terhadap ruang dan waktu. Rumus untuk hukum identitas
itu adalah Subjek = Predikat (S = P) yang
tidak akan pernah terjadi jika terikat ruang dan waktu. Yang benar-benar sama
antara subjek dan predikat hanyalah Tuhan.
Maka 2 = 2 hanya benar selagi kita pikirkan tapi ketika dituliskan sudah salah
apalagi kalau sampai diucapkan akan tambah salah. Yang dahulu itu berbeda
dengan yang sekarang. Matematika itu benar hanya dalam pikiran, yang ditulis
dalam matematika itu secara filsafat adalah salah.
Jika terikat ruang dan
waktu maka berlaku hokum kontradiksi yaitu Subjek
tidak sama dengan Predikat, oleh karena itu kita tidak akan pernah sama
dengn nama kita, Rumus untuk hokum kontradiksi adalah S P.
Hukum identitas disebut sebagai analitik yaitu ilmu yang bersifat analitik.
Sebagai contoh adalah matematika yang ada dalam pikiran kita, sedangkan matematika
yang kita tulils itu semuanya hanya mengandaikan. Yang ada di dunia ini namanya
sintetik (kontradiksi). Oleh karena itu dalam logika berpikir murni, sifat
pengetahuan adalah analitik, nilai kebenarannya hanya ditentukan apakah
konsisten atau tidak tergantung kesepakatan atau fondamen yang dibuat. Matematika
benar jika konsisten. Di dunia ini, pengalaman bersifat hukum kontradiksi,
nilai kebenarannya bersifat korespondensi,
Disamping analitik,
maka berfikir yang ada dalam pikiran itu selain bersifat identitas juga
bersifat a pripori yang mempunyai
kelebihan yaitu bisa merencanakan, memikirkan apa yang belum dilihat, apakah
bermanfaat atau tidak nanti bisa dikembangkan. Di dunia ini, pengalaman
bersifat a post priori, contohnya
adalah kucing atau seorang bayi yang berusia 10 bulan belum bisa berencana untuk melakukan
suatu kegiatan. Kontradiksi itu seperti itu. Jadi, berfilsafat itu siap
melakukan kontradiksi dengan pikiran. Lalu apa hubungannya dengan hati? janganlah
sekali-kali mencoba hati kita melakukan kontradiksi, sebuah kontradiksi itu
adalah seekor syetan. Hubungan hati dan pikiran itu membutuhkan adanya rumah
Epoche. Penting bagi orang yang berfilsafat untuk mempelajari hal ini. Ketika
kita berdoa dengan khusyu maka kita perlu lupa melupakan hal-hal yang tidak
berhubungan dengan doa, jika ketika berdoa kita masih mengingat pria tampan,
wanita cantik, maka doanya tidak khusyu, pikiran semacam ini perlu dibuang yang
kemudian dimasukkan ke dalam rumah epoche. Intensifkan hati kita dan doa kita.
Sebagai contoh adalah ketika kita belum bisa membayangkan, kita belum
mengintensfikan doa, maka berlatih pada yang ahli doa. Cara lain untuk
mengintensifkan doa adalah melakukan i’tikaf di masjid, menertibkan ibadah, shalat
yang baik, wudhu yang benar, dan sebagainya.
Kemudian bagaimana cara
menggunakan Epoche? Orang yang beragama dan tidak beragama maka yang membedakan
adalah pada norma, etika dan estetika. Norma-norma dipelajari dalam etika dan
estetika. Seagai contoh adalah hubungan pria dan wanita, darimana turunnya
cinta? Cinta turunnya dari mata ke hati. Setiap orang mempunyai toleransi yang
berbeda, contohnya menutupi seluruh tubuhnya dengan kain. Bagaimana mencegah
godaan syetan. Secara filsafat didefinisikan sebagai potensi negatif atau potensi
buruk. Setan itu potensi buruk dan malaikat itu potensi baik. Baik dan buruk
itu batasnya sangat tipis sekali seperti kulit bawang. Tiba-tiba kita merasa
berada di area yang buruk. Tetapi kita tidak menyadarinya. Bisa terbawa oleh
keadaan, oleh kendaraan, dan lain-lain. Orang Jepang estetiknya sangat tinggi,
kalau difoto tidak mau jika backgroundnya
kumuh.
Alaminya hubungan antara remaja putra
dan remaja putri itu dimulai dari kenalan, kemudian menjadi teman dekat, terus
dikenalkan ke orangtua, tukar cincin, lamaran, menetapkan hari pernikahan dan
akhirnya menikah. Jika dilihat komunikasi formal, normative, dan spiritual. mungkin
ada yang tidak sesuai dengan norma dan secara spiritual dilarang. Godaan-godaan
syetan itu seharusnya dimasukkan ke rumah Epoche. Kita pikirkan yang lain yang
lebih penting. Itulah bedanya orang beragama dan tidak, bisa mengelola hati yang
tergoda syetan dan tidak, setelah dimasuukkan ke rumah epoche, kita kelola hati
kita dengan mengintensifkan doa. Epoche sangat penting dalam matematika.
Contohnya ketika mempe;ajari segitiga itu kita hanya memikirkan bentuknya saja,
sedangkan warna, harganya itu dimasukkan ke rumah epoche.
Tiada seorang filsufpun
yang mengaku dirinya filsuf. Plato tidak mengakui dirinya filsuf, tetapi orang lain
yang mengakuinya dia hanya berkarya saja. Orang yang mengakui filsuf berarti
sebenar-benarnya dia bukanlah filsuf. Tiada seorang pun yang bisa menguasai
filsafat, semuanya hanya berusaha untuk mempelajari filsafat. Bagaimana
filsafatnya guru yang menentukan untuk belajar A sedangkan siswa menetukan
belajar B? filsafatnya itu menerjemahkan dan diterjemahkan. Yaitu hubungan
dengan orang lain (hermeneutika), dengan cara silaturahmi adalah cara belajar
yang baik. Bagaimana caranya siswa bisa bersilaturahmi pada matematika.
Harap dibedakan filsuf
ilmuwan dengan ilmuwan filsuf. Tidak ada yang filsuf murni karena mereka
disamping belajar filsafat juga belajar ilmu yang lain.
Romantisme itu adalah
yang benar yang romantis, yang ada yang romantis. Hidup sebagai romantisisme,
ada unsur keindahan, percintaan, di dalammnya ada unsur kuasa yang termasuk unsur
yang kuat. Peperangan di Teluk Persi itu merupakan percintaan antara Josh ush
dan Shadam Husein, sampai Shadam Husein diperkosa oleh Josh Bush. Romantisism,
orang yang paling romantis adalah yang berkuasa. Romantis itu bertemu dengan
kuasa.
Filsafat yang pertama adalah
filsafat alam, filsafat ini muncul karena adanya objek-objek di luar diri
orang. Orang-orang tersebut memikirkan unsur apakah yang membentuknya? Objek
pertama dalam filsafat itu adalah alam. Sehingga ada banyak teori mengenai pembentukan
alam semeta. Untuk mengenali tokoh filsafat adalah dengan membaca. Sedangkan
filsafat itu melakukan aktivitas sampai bosan itu tergantung orangnya. Bosan
itu kejiwaan, menandakan bahwa kita pernah bosan. Menghindari kebosanan dengan
variasi kegiatan atau dengan istirahat yaitu dengan ganti kegiatan.
Dalam filsafat itu tingkatan
tertinggi adalah refleksi. Karena di dalamnnya ada unsure judgment. Pelajari elegy berfikir Imanuel Kant.
Elegi Wayang Golek. Wayang
adalah bayangan, bisa membayangkan, mengandung banyak unsur estetika, ilmu, filsafat.
Intisari wayang itu memperoleh kebaikan dan menghindari keburukn. Wayang itu mempunyai
banyak tokohnya, tokoh dalam filsafat itu yang ada dan yang mungkin ada. Wayang mengkhususkan bentuk manusai dengan berbagai
karakteristiknya. Wayang adalah usaha memperbincangkan tokoh-tokoh manusia. Memperbincangkan
yang ada dan yang mungkin ada adalah hermeneutika (silaturahim) belajar yang
alami. Matematika itu berarti memperbincangkan yang ada dan yang mungkin ada dalam
matematika di sekolah. Wayang pun bayangan maka yg benar adalah di balik kelir.
Tidak bisa kita memilih
filsafat, karena filsafat itu cair, lebih dari cair, tapi udara, lebih tapi secepat
cahaya. Sekarang pikiran di New York, sekarang sudah sampai di Jepang, Semarang,
Jakarta. Itulah filsafat, karena filsafat itu olah pikir. Jangankan zat cair
saja itu terhubung.maka antara filsuf adalah pintu-pintu masuknya filsafat.
Para filsuf juga
mempelajari ilmu yang lain karena ilmu lain sebagai referensinya. Bagaimana
bicara cinta kalau belum pernah bercinta. Maka filsafat itu untuk orang dewasa
bukan untuk anak kecil. Tidak tepat ruang, tidak tepat waktu. Berfilsafat di
malioboro itu tidak tepat. Contohnya jika kita mau ke keraton kita tidak akan
pernah sampai ke keratin jika menggunakan paradox dikotomi yang menyebutkan
kita tidak akan pernah sampai ke temapat tujuan kita.
Apalah arti sebuah
nama. Yang penting adalah makna yang di buat dari nama tersebut. Misal namanya
Absari, maka nama itu mendefiniskan siapa Absari. Sampai mati pun kadang belum
selesai untuk mendefinisakan nama Absari karena jika makamnya dipindah, maka
keterangan tentang dirimu belum selesai. Jika cinta hanya pada namanya itu
sangat naïf sekali. Dalam filsafat itu yang penting how to define. Sebenar-benar filsafat adalah penjelasan.
Cara merasionalkan
pikiran adalah sintetik. Jika kita berbeda pikiran dengan orang lain maka
caranya adalah silaturahimkan dengan pikirannya bukan dengan orangnya. Cara
mengetahui seberapa besar kemampuan otak kita adalah dengan refleksi atau
diskusi dengan orang lain. Ujian itu adalah sarana refleksi diri.
Pertanyaan :
1. Bagaimana
cara membuat pikiran kita jernih?
2. Apa
yang dimasud dengan normarif dan formatif?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar