Rabu, 12 Desember 2012

REFLEKSI 3


Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika 
Rabu, 31 Oktober 2012 
Ada dua hukum di dunia ini yang paling mendasar, yaitu hukum identitas dan hukum kontradiksi. Hukum identitas itu contohnya adalah A=A  atau aku = aku. Akan tetapi, jika kita memperhatikan ruang dan waktu, hukum identitas itu tidak akan pernah ada. Karena Absari itu tidak akan pernah sama dengan Absari. Nama kita itu relative terhadap ruang dan waktu. Rumus untuk hukum identitas itu adalah Subjek = Predikat (S = P) yang tidak akan pernah terjadi jika terikat ruang dan waktu. Yang benar-benar sama antara  subjek dan predikat hanyalah Tuhan. Maka 2 = 2 hanya benar selagi kita pikirkan tapi ketika dituliskan sudah salah apalagi kalau sampai diucapkan akan tambah salah. Yang dahulu itu berbeda dengan yang sekarang. Matematika itu benar hanya dalam pikiran, yang ditulis dalam matematika itu secara filsafat adalah salah.
Jika terikat ruang dan waktu maka berlaku hokum kontradiksi yaitu Subjek tidak sama dengan Predikat, oleh karena itu kita tidak akan pernah sama dengn nama kita, Rumus untuk hokum kontradiksi adalah S P. Hukum identitas disebut sebagai analitik yaitu ilmu yang bersifat analitik. Sebagai contoh adalah matematika yang ada dalam pikiran kita, sedangkan matematika yang kita tulils itu semuanya hanya mengandaikan. Yang ada di dunia ini namanya sintetik (kontradiksi). Oleh karena itu dalam logika berpikir murni, sifat pengetahuan adalah analitik, nilai kebenarannya hanya ditentukan apakah konsisten atau tidak tergantung kesepakatan atau fondamen yang dibuat. Matematika benar jika konsisten. Di dunia ini, pengalaman bersifat hukum kontradiksi, nilai kebenarannya bersifat korespondensi,
Disamping analitik, maka berfikir yang ada dalam pikiran itu selain bersifat identitas juga bersifat a pripori yang mempunyai kelebihan yaitu bisa merencanakan, memikirkan apa yang belum dilihat, apakah bermanfaat atau tidak nanti bisa dikembangkan. Di dunia ini, pengalaman bersifat a post priori, contohnya adalah kucing atau seorang bayi yang berusia  10 bulan belum bisa berencana untuk melakukan suatu kegiatan. Kontradiksi itu seperti itu. Jadi, berfilsafat itu siap melakukan kontradiksi dengan pikiran. Lalu apa hubungannya dengan hati? janganlah sekali-kali mencoba hati kita melakukan kontradiksi, sebuah kontradiksi itu adalah seekor syetan. Hubungan hati dan pikiran itu membutuhkan adanya rumah Epoche. Penting bagi orang yang berfilsafat untuk mempelajari hal ini. Ketika kita berdoa dengan khusyu maka kita perlu lupa melupakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan doa, jika ketika berdoa kita masih mengingat pria tampan, wanita cantik, maka doanya tidak khusyu, pikiran semacam ini perlu dibuang yang kemudian dimasukkan ke dalam rumah epoche. Intensifkan hati kita dan doa kita. Sebagai contoh adalah ketika kita belum bisa membayangkan, kita belum mengintensfikan doa, maka berlatih pada yang ahli doa. Cara lain untuk mengintensifkan doa adalah melakukan i’tikaf di masjid, menertibkan ibadah, shalat yang baik, wudhu yang benar, dan sebagainya.
Kemudian bagaimana cara menggunakan Epoche? Orang yang beragama dan tidak beragama maka yang membedakan adalah pada norma, etika dan estetika. Norma-norma dipelajari dalam etika dan estetika. Seagai contoh adalah hubungan pria dan wanita, darimana turunnya cinta? Cinta turunnya dari mata ke hati. Setiap orang mempunyai toleransi yang berbeda, contohnya menutupi seluruh tubuhnya dengan kain. Bagaimana mencegah godaan syetan. Secara filsafat didefinisikan sebagai potensi negatif atau potensi buruk. Setan itu potensi buruk dan malaikat itu potensi baik. Baik dan buruk itu batasnya sangat tipis sekali seperti kulit bawang. Tiba-tiba kita merasa berada di area yang buruk. Tetapi kita tidak menyadarinya. Bisa terbawa oleh keadaan, oleh kendaraan, dan lain-lain. Orang Jepang estetiknya sangat tinggi, kalau difoto tidak mau jika backgroundnya kumuh.
Alaminya hubungan antara remaja putra dan remaja putri itu dimulai dari kenalan, kemudian menjadi teman dekat, terus dikenalkan ke orangtua, tukar cincin, lamaran, menetapkan hari pernikahan dan akhirnya menikah. Jika dilihat komunikasi formal, normative, dan spiritual. mungkin ada yang tidak sesuai dengan norma dan secara spiritual dilarang. Godaan-godaan syetan itu seharusnya dimasukkan ke rumah Epoche. Kita pikirkan yang lain yang lebih penting. Itulah bedanya orang beragama dan tidak, bisa mengelola hati yang tergoda syetan dan tidak, setelah dimasuukkan ke rumah epoche, kita kelola hati kita dengan mengintensifkan doa. Epoche sangat penting dalam matematika. Contohnya ketika mempe;ajari segitiga itu kita hanya memikirkan bentuknya saja, sedangkan warna, harganya itu dimasukkan ke rumah epoche.
Tiada seorang filsufpun yang mengaku dirinya filsuf. Plato tidak mengakui dirinya filsuf, tetapi orang lain yang mengakuinya dia hanya berkarya saja. Orang yang mengakui filsuf berarti sebenar-benarnya dia bukanlah filsuf. Tiada seorang pun yang bisa menguasai filsafat, semuanya hanya berusaha untuk mempelajari filsafat. Bagaimana filsafatnya guru yang menentukan untuk belajar A sedangkan siswa menetukan belajar B? filsafatnya itu menerjemahkan dan diterjemahkan. Yaitu hubungan dengan orang lain (hermeneutika), dengan cara silaturahmi adalah cara belajar yang baik. Bagaimana caranya siswa bisa bersilaturahmi pada matematika.
Harap dibedakan filsuf ilmuwan dengan ilmuwan filsuf. Tidak ada yang filsuf murni karena mereka disamping belajar filsafat juga belajar ilmu yang lain.
Romantisme itu adalah yang benar yang romantis, yang ada yang romantis. Hidup sebagai romantisisme, ada unsur keindahan, percintaan, di dalammnya ada unsur kuasa yang termasuk unsur yang kuat. Peperangan di Teluk Persi itu merupakan percintaan antara Josh ush dan Shadam Husein, sampai Shadam Husein diperkosa oleh Josh Bush. Romantisism, orang yang paling romantis adalah yang berkuasa. Romantis itu bertemu dengan kuasa.
Filsafat yang pertama adalah filsafat alam, filsafat ini muncul karena adanya objek-objek di luar diri orang. Orang-orang tersebut memikirkan unsur apakah yang membentuknya? Objek pertama dalam filsafat itu adalah alam. Sehingga ada banyak teori mengenai pembentukan alam semeta. Untuk mengenali tokoh filsafat adalah dengan membaca. Sedangkan filsafat itu melakukan aktivitas sampai bosan itu tergantung orangnya. Bosan itu kejiwaan, menandakan bahwa kita pernah bosan. Menghindari kebosanan dengan variasi kegiatan atau dengan istirahat yaitu dengan ganti kegiatan.
Dalam filsafat itu tingkatan tertinggi adalah refleksi. Karena di dalamnnya ada unsure judgment. Pelajari elegy berfikir Imanuel Kant.
Elegi Wayang Golek. Wayang adalah bayangan, bisa membayangkan, mengandung banyak unsur estetika, ilmu, filsafat. Intisari wayang itu memperoleh kebaikan dan  menghindari keburukn. Wayang itu mempunyai banyak tokohnya, tokoh dalam filsafat itu yang ada dan yang mungkin ada.  Wayang mengkhususkan bentuk manusai dengan berbagai karakteristiknya. Wayang adalah usaha memperbincangkan tokoh-tokoh manusia. Memperbincangkan yang ada dan yang mungkin ada adalah hermeneutika (silaturahim) belajar yang alami. Matematika itu berarti memperbincangkan yang ada dan yang mungkin ada dalam matematika di sekolah. Wayang pun bayangan maka yg benar adalah di balik kelir.
Tidak bisa kita memilih filsafat, karena filsafat itu cair, lebih dari cair, tapi udara, lebih tapi secepat cahaya. Sekarang pikiran di New York, sekarang sudah sampai di Jepang, Semarang, Jakarta. Itulah filsafat, karena filsafat itu olah pikir. Jangankan zat cair saja itu terhubung.maka antara filsuf adalah pintu-pintu masuknya filsafat.
Para filsuf juga mempelajari ilmu yang lain karena ilmu lain sebagai referensinya. Bagaimana bicara cinta kalau belum pernah bercinta. Maka filsafat itu untuk orang dewasa bukan untuk anak kecil. Tidak tepat ruang, tidak tepat waktu. Berfilsafat di malioboro itu tidak tepat. Contohnya jika kita mau ke keraton kita tidak akan pernah sampai ke keratin jika menggunakan paradox dikotomi yang menyebutkan kita tidak akan pernah sampai ke temapat tujuan kita.
Apalah arti sebuah nama. Yang penting adalah makna yang di buat dari nama tersebut. Misal namanya Absari, maka nama itu mendefiniskan siapa Absari. Sampai mati pun kadang belum selesai untuk mendefinisakan nama Absari karena jika makamnya dipindah, maka keterangan tentang dirimu belum selesai. Jika cinta hanya pada namanya itu sangat naïf sekali. Dalam filsafat itu yang penting how to define. Sebenar-benar filsafat adalah penjelasan.
Cara merasionalkan pikiran adalah sintetik. Jika kita berbeda pikiran dengan orang lain maka caranya adalah silaturahimkan dengan pikirannya bukan dengan orangnya. Cara mengetahui seberapa besar kemampuan otak kita adalah dengan refleksi atau diskusi dengan orang lain. Ujian itu adalah sarana refleksi diri.

Pertanyaan :
1.    Bagaimana cara membuat pikiran kita jernih?
2.    Apa yang dimasud dengan normarif dan formatif?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar