Rabu, 12 Desember 2012

MENEMBUS RUANG DAN WAKTU


Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika
Rabu, 7 November 2012
Berfilsafat itu banyak hal, pendapat para filsuf kita perhatikan, sejarah juga jelas, pikiran logika juga harus demikian juga pengalaman.
Pengalaman sangat penting, termasuk pengalaman berfikir, membaca. Yang lebih penting adalah mendeskripsikan secara lebih rinci dan detail yang ada dan yang mungkin ada. Mendeskripsikan berbagai macam sifat berpikir termasuk intuisi atau di dalamnya. Bagaimana kemampuan menembus ruang dan waktu, bekal apa saja yang digunakan untuk menembus ruang dan waktu, apa contohnya, suka dukanya, dan lain-lain. Jangankan kita yang belajar filsafat, orang awam yang tidak belajar filsafat, orang awam yang tidak belajar filsafat, sedangkan yang bersekolah, jangankan yang bersekolah, sedangkan batu. Jangankan batu pun juga menembus ruang dan waktu. Sebuah batu yang menembus ruang dan waktu karena mengalami masa lampau, masa sekarang dan yang akan datang. Kadang menghadapi hujan, panas, bisa sangat sulit dan juga bisa sangat mudah. Tidur saja juga menembus ruang dan waktu, karena ketika kita tidur malam hari lalu ketika bangun tiba-tiba sudah pagi.
Ternyata menembus ruang dan waktu itu berdimensi yang ada dan yang mungkin ada. Bahkan yang mngkin ada juga menembus ruang dan waktu. Yang tidak kita ketahui juga menembus ruang dan wktu, termasuk kesempatan. Lulus tahun ini akan berbeda dengan lulus tahun depan. Karena itu adalah kesempatan. Bekal apa yang dipertimbangkan? Ada 3 pokok dalam hal ini untuk bisa menembus ruang dan waktu, yaitu paham ruang dan waktu terlebih dahulu, kemudian memahami tentang adanya filsafat fenomenologi, dilanjutkan memahami tentang filsafat fondasionalism dan anti tesisnya yaitu antifondasionalism. Setan sangat canggih dalam hal menembus ruang dan waktu. Sejak Nabi Adam As sampai sekarang tidak pernah mati, bisa jmenembus surga dan neraka.  Sebagai seorang yang belajar filsafat hendaknya profesional, cirinya adalah harus lebih detail dan lebih rinci. Kucing tidak profesional untuk memahami manusia. Orang awam juga tidak profesioanl.
Memahami dimensi ruang dan waktu
Ruang berdimensi secara umum, seperti matematika ada yang umum dan ada yang khusus. Ada dimensi 0,1,2,3,4. Apa definisinya? Tetapi kita jua mempunyai dimensi ruang yang lain baik secara horizontal maupun vertikal. Salah satu ruang dalam hidup kita adalah ruang berfilsafatnya kaum versi filsuf mulai dari matrealism formalism, normatif, dan spiritual. Maka tiap hari tiadalah orang menembus ruang. Sekaligus kita adalah material, formal, normatif, dan spiritual, kita adalah ruang berdimensi tak berhingga. Spiritual tingkat nol sampai tertingi. Setinggi-tinggi spiriutal adalah spiritaulnya para Nabi atau Tuhan itu sendiri. Serendah-rendahnnya spiritual adalah yang tidak percaya. Normatif itu ilmu. Orang yang tidak berilmu juga masih mempunyai pengetahuan walaupun tidak berkategori, kehilangan karakteristik kategori. Orang gila itu kehilangan orientasi. Secara filsafat itu kategorinya kacau. Itu adalah dimensi ruang, sedangkan dimensi ruang yang lain juga masih ada. Kita menembus ruang dan waktu seperti layaknya orang shlat itu materialnya adalah sujud maka normatifnya adalah berdoa. Kenapa shalat itu berkali-kali?
Waktu ada yang berkelanjutan, berurutan dan berkesinambungan.
Kemudian yang disebut dengan fenomenologi. Tokohnya adalah Husserl. Isi pokoknya ada dua macam yaitu abstraksi dan idealisasi. Sebenar-benar manusia itu abstraksi karena hanya dapat melihat satu titik dan tidak bisa melihat semuanya. Hanya melihat sebagian titik yang ada tidak bisa melihat seluruhnya. Kita harus memilih objek yang dilihat, manusia mempunyai kehebatan melihat objek di depannya, tetapi mempunyai kelemahan tidak bisa melihat objek di belakangnya. Sama halnya dengan melihat, berfikir juga tidak bisa sekaligus memikirkan semuanya pada waktu yang sama. Apalagi berbicara kita tidak bisa mengatakan semua yang kita pikirkan secara bersamaan. Manusia mempunyai keterbatasan, maka kita harus memilih kata-kata yang kita katakan. Kata itu ada kata yang terucap dan ada yang tidak terucap. Kata-kataku sangat tidak mencukupi untuk mengatakan pikiranku. Hakikat manusia adalah abstraksi, sudah menjadi kodrat bahwa kita tidak bisa dilahirkan dimana-mana. Hanya seorang ibu saja yag kita pilih untuk melahirkan kita. Dari bermilyar-milyar ibu terpilih satu ibu untuk melahirkan. Setiap ibu adalah ibu terbaik. Hal ini adalah reduksi yang sangat luar biasa. Bagaimana dengan ibu yang lain? Tidak dipilih oleh Tuhan, kita tidak memikirkannya. Keterbatasan adalah suatu karunia. Fenomenologi adalah abstraksi. Husserl harus membuat rumah besar untuk menampung semua yang tidak dipikirkan. Rumah yang dibangun adalah rumah Epoche, bahasa awamnya adalah sudah lupakan saja. Ketika kita berdoa kita tidak menggunakan pikiran karena akan kacau jika berdoa sambil memikirkan yang lain. Jangankan spiritual, sedangkan kita belajar matematika pun kita harus memasukkan 99% ke rumah Epoche. Contohnya ketika belajar segitiga, seperti warnanya, harganya, bahannya semua dimasukkan ke rumah Epoche, tidak dipikirkan, yang dipikirkan hanya bentuk dan ukurannya saja. Matematika saja seperti itu apalagi ketika berdoa, kita tidak boleh memikirkan yang lain, harus khusyu.
Dimensi satu ke dimensi dua, misalnya saja ilmu, kalau materialnya ilmu, maka formalnya apa? Normatifnya apa? Spiritualnya apa? Maka kita harus pandai-pandai memasukkan ke rumah Epoche. Sebagai contoh, ilmu itu formalnya adalah ilmu pengetahuan, normatifnya logos sedangkan spritualnya adalah ciptaan-ciptaan, Tuhan menciptakan. Kita harus menggunakan foundation dan anti-foundation. Sebenar-benar anti-foundation adalah intuisi. Semua umat beragama pasti kaum fondasionalism yang menetapkan Tuhan sebagai kausa prima (sebab dari segala sebab).
Semua orang yang menikah adalah kaum fondasionalism, fondamennya adalah ijab qobul, maka semua pure mathematician adalah kaum fondasionalism karena berangkat dengan menetapkan definisi baru yang lain, kemudian teorema, aksioma, dan selanjutnya. Dia harus berani memotong. Fondasionalism itu harus berani memtong untuk memulai yaitu tahu kapan untuk memulai. Tetapi sebagian besar tidak tahu kapan untuk memulai itulah yang disebut intusionism. Maka hakikat manusia adalah kaum fondasionalism sekaligus kaum intusionism yang disebut hidup itu kontradiksi. Itulah yang disebut dengan intuisi. Sampai saat ini kita belum paham dengan intuisi. Mengerti besar dan kecil itu tidak perlu definisi, itu yang disebut intuisi. Jika semua didefinisikan maka akan repot. Kita tidak bisa main definisi dalam kehidupan.
Ternyata sebagian besar hidup kita adalah intuisi. Pendidikan matematika itu gagal, siswa benci matematika itu karena mereka kehilangan intuisinya, termakan oleh definisi. 

REFLEKSI 3


Perkuliahan Filsafat Pendidikan Matematika 
Rabu, 31 Oktober 2012 
Ada dua hukum di dunia ini yang paling mendasar, yaitu hukum identitas dan hukum kontradiksi. Hukum identitas itu contohnya adalah A=A  atau aku = aku. Akan tetapi, jika kita memperhatikan ruang dan waktu, hukum identitas itu tidak akan pernah ada. Karena Absari itu tidak akan pernah sama dengan Absari. Nama kita itu relative terhadap ruang dan waktu. Rumus untuk hukum identitas itu adalah Subjek = Predikat (S = P) yang tidak akan pernah terjadi jika terikat ruang dan waktu. Yang benar-benar sama antara  subjek dan predikat hanyalah Tuhan. Maka 2 = 2 hanya benar selagi kita pikirkan tapi ketika dituliskan sudah salah apalagi kalau sampai diucapkan akan tambah salah. Yang dahulu itu berbeda dengan yang sekarang. Matematika itu benar hanya dalam pikiran, yang ditulis dalam matematika itu secara filsafat adalah salah.
Jika terikat ruang dan waktu maka berlaku hokum kontradiksi yaitu Subjek tidak sama dengan Predikat, oleh karena itu kita tidak akan pernah sama dengn nama kita, Rumus untuk hokum kontradiksi adalah S P. Hukum identitas disebut sebagai analitik yaitu ilmu yang bersifat analitik. Sebagai contoh adalah matematika yang ada dalam pikiran kita, sedangkan matematika yang kita tulils itu semuanya hanya mengandaikan. Yang ada di dunia ini namanya sintetik (kontradiksi). Oleh karena itu dalam logika berpikir murni, sifat pengetahuan adalah analitik, nilai kebenarannya hanya ditentukan apakah konsisten atau tidak tergantung kesepakatan atau fondamen yang dibuat. Matematika benar jika konsisten. Di dunia ini, pengalaman bersifat hukum kontradiksi, nilai kebenarannya bersifat korespondensi,
Disamping analitik, maka berfikir yang ada dalam pikiran itu selain bersifat identitas juga bersifat a pripori yang mempunyai kelebihan yaitu bisa merencanakan, memikirkan apa yang belum dilihat, apakah bermanfaat atau tidak nanti bisa dikembangkan. Di dunia ini, pengalaman bersifat a post priori, contohnya adalah kucing atau seorang bayi yang berusia  10 bulan belum bisa berencana untuk melakukan suatu kegiatan. Kontradiksi itu seperti itu. Jadi, berfilsafat itu siap melakukan kontradiksi dengan pikiran. Lalu apa hubungannya dengan hati? janganlah sekali-kali mencoba hati kita melakukan kontradiksi, sebuah kontradiksi itu adalah seekor syetan. Hubungan hati dan pikiran itu membutuhkan adanya rumah Epoche. Penting bagi orang yang berfilsafat untuk mempelajari hal ini. Ketika kita berdoa dengan khusyu maka kita perlu lupa melupakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan doa, jika ketika berdoa kita masih mengingat pria tampan, wanita cantik, maka doanya tidak khusyu, pikiran semacam ini perlu dibuang yang kemudian dimasukkan ke dalam rumah epoche. Intensifkan hati kita dan doa kita. Sebagai contoh adalah ketika kita belum bisa membayangkan, kita belum mengintensfikan doa, maka berlatih pada yang ahli doa. Cara lain untuk mengintensifkan doa adalah melakukan i’tikaf di masjid, menertibkan ibadah, shalat yang baik, wudhu yang benar, dan sebagainya.
Kemudian bagaimana cara menggunakan Epoche? Orang yang beragama dan tidak beragama maka yang membedakan adalah pada norma, etika dan estetika. Norma-norma dipelajari dalam etika dan estetika. Seagai contoh adalah hubungan pria dan wanita, darimana turunnya cinta? Cinta turunnya dari mata ke hati. Setiap orang mempunyai toleransi yang berbeda, contohnya menutupi seluruh tubuhnya dengan kain. Bagaimana mencegah godaan syetan. Secara filsafat didefinisikan sebagai potensi negatif atau potensi buruk. Setan itu potensi buruk dan malaikat itu potensi baik. Baik dan buruk itu batasnya sangat tipis sekali seperti kulit bawang. Tiba-tiba kita merasa berada di area yang buruk. Tetapi kita tidak menyadarinya. Bisa terbawa oleh keadaan, oleh kendaraan, dan lain-lain. Orang Jepang estetiknya sangat tinggi, kalau difoto tidak mau jika backgroundnya kumuh.
Alaminya hubungan antara remaja putra dan remaja putri itu dimulai dari kenalan, kemudian menjadi teman dekat, terus dikenalkan ke orangtua, tukar cincin, lamaran, menetapkan hari pernikahan dan akhirnya menikah. Jika dilihat komunikasi formal, normative, dan spiritual. mungkin ada yang tidak sesuai dengan norma dan secara spiritual dilarang. Godaan-godaan syetan itu seharusnya dimasukkan ke rumah Epoche. Kita pikirkan yang lain yang lebih penting. Itulah bedanya orang beragama dan tidak, bisa mengelola hati yang tergoda syetan dan tidak, setelah dimasuukkan ke rumah epoche, kita kelola hati kita dengan mengintensifkan doa. Epoche sangat penting dalam matematika. Contohnya ketika mempe;ajari segitiga itu kita hanya memikirkan bentuknya saja, sedangkan warna, harganya itu dimasukkan ke rumah epoche.
Tiada seorang filsufpun yang mengaku dirinya filsuf. Plato tidak mengakui dirinya filsuf, tetapi orang lain yang mengakuinya dia hanya berkarya saja. Orang yang mengakui filsuf berarti sebenar-benarnya dia bukanlah filsuf. Tiada seorang pun yang bisa menguasai filsafat, semuanya hanya berusaha untuk mempelajari filsafat. Bagaimana filsafatnya guru yang menentukan untuk belajar A sedangkan siswa menetukan belajar B? filsafatnya itu menerjemahkan dan diterjemahkan. Yaitu hubungan dengan orang lain (hermeneutika), dengan cara silaturahmi adalah cara belajar yang baik. Bagaimana caranya siswa bisa bersilaturahmi pada matematika.
Harap dibedakan filsuf ilmuwan dengan ilmuwan filsuf. Tidak ada yang filsuf murni karena mereka disamping belajar filsafat juga belajar ilmu yang lain.
Romantisme itu adalah yang benar yang romantis, yang ada yang romantis. Hidup sebagai romantisisme, ada unsur keindahan, percintaan, di dalammnya ada unsur kuasa yang termasuk unsur yang kuat. Peperangan di Teluk Persi itu merupakan percintaan antara Josh ush dan Shadam Husein, sampai Shadam Husein diperkosa oleh Josh Bush. Romantisism, orang yang paling romantis adalah yang berkuasa. Romantis itu bertemu dengan kuasa.
Filsafat yang pertama adalah filsafat alam, filsafat ini muncul karena adanya objek-objek di luar diri orang. Orang-orang tersebut memikirkan unsur apakah yang membentuknya? Objek pertama dalam filsafat itu adalah alam. Sehingga ada banyak teori mengenai pembentukan alam semeta. Untuk mengenali tokoh filsafat adalah dengan membaca. Sedangkan filsafat itu melakukan aktivitas sampai bosan itu tergantung orangnya. Bosan itu kejiwaan, menandakan bahwa kita pernah bosan. Menghindari kebosanan dengan variasi kegiatan atau dengan istirahat yaitu dengan ganti kegiatan.
Dalam filsafat itu tingkatan tertinggi adalah refleksi. Karena di dalamnnya ada unsure judgment. Pelajari elegy berfikir Imanuel Kant.
Elegi Wayang Golek. Wayang adalah bayangan, bisa membayangkan, mengandung banyak unsur estetika, ilmu, filsafat. Intisari wayang itu memperoleh kebaikan dan  menghindari keburukn. Wayang itu mempunyai banyak tokohnya, tokoh dalam filsafat itu yang ada dan yang mungkin ada.  Wayang mengkhususkan bentuk manusai dengan berbagai karakteristiknya. Wayang adalah usaha memperbincangkan tokoh-tokoh manusia. Memperbincangkan yang ada dan yang mungkin ada adalah hermeneutika (silaturahim) belajar yang alami. Matematika itu berarti memperbincangkan yang ada dan yang mungkin ada dalam matematika di sekolah. Wayang pun bayangan maka yg benar adalah di balik kelir.
Tidak bisa kita memilih filsafat, karena filsafat itu cair, lebih dari cair, tapi udara, lebih tapi secepat cahaya. Sekarang pikiran di New York, sekarang sudah sampai di Jepang, Semarang, Jakarta. Itulah filsafat, karena filsafat itu olah pikir. Jangankan zat cair saja itu terhubung.maka antara filsuf adalah pintu-pintu masuknya filsafat.
Para filsuf juga mempelajari ilmu yang lain karena ilmu lain sebagai referensinya. Bagaimana bicara cinta kalau belum pernah bercinta. Maka filsafat itu untuk orang dewasa bukan untuk anak kecil. Tidak tepat ruang, tidak tepat waktu. Berfilsafat di malioboro itu tidak tepat. Contohnya jika kita mau ke keraton kita tidak akan pernah sampai ke keratin jika menggunakan paradox dikotomi yang menyebutkan kita tidak akan pernah sampai ke temapat tujuan kita.
Apalah arti sebuah nama. Yang penting adalah makna yang di buat dari nama tersebut. Misal namanya Absari, maka nama itu mendefiniskan siapa Absari. Sampai mati pun kadang belum selesai untuk mendefinisakan nama Absari karena jika makamnya dipindah, maka keterangan tentang dirimu belum selesai. Jika cinta hanya pada namanya itu sangat naïf sekali. Dalam filsafat itu yang penting how to define. Sebenar-benar filsafat adalah penjelasan.
Cara merasionalkan pikiran adalah sintetik. Jika kita berbeda pikiran dengan orang lain maka caranya adalah silaturahimkan dengan pikirannya bukan dengan orangnya. Cara mengetahui seberapa besar kemampuan otak kita adalah dengan refleksi atau diskusi dengan orang lain. Ujian itu adalah sarana refleksi diri.

Pertanyaan :
1.    Bagaimana cara membuat pikiran kita jernih?
2.    Apa yang dimasud dengan normarif dan formatif?

Mengupas Tuntas Pertanyaan tentang Filsafat


1.    Bagaimana cara berfilsafat dan mengutarakan pkiran kita ke orang lain dengan jelas?
Permasalahan filsafat itu hanya ada dua saja. Jika yang dipikirkan di luar pkiranku bagaimana cara mengetahuinya. Sebagian orang merasa sudah mengetahuinya tetapi belum banyak mereka mengetahuinya. Maka sebodoh-bodoh orang adalah orang  yang merasa mengetahui yang sebenarnya belum diketahuinya. Kemudian jika yang dipikiran di luar pkiranmu bagaimana engkau menjelaskan kepada orang lain. Sebenar-benar dirimu tidak akan pernah mampu menjelaskan apa yang ada dan yang mungkin ada di pikiranmu dan hidupmu. Sebagai contoh adalah sulitnya menjelaskan rasa cintaku kepada istriku tersayang. Yang ditulis di buku itu adalah yang lalu sampai sekarang kemudian bagaimana untuk besok? Jadi sangat sulit menjelaskan apa yang mungkin terjadi. Tidak akan pernah bisa menjelaskan. Yang Maha Menjelaskan adalah Tuhan Yang Maha Esa tetapi manusia saja yang tidak paham.
2.    Dalam kondisi apakah kita dapat memulai berfilsafat?
Berfilsafat adalah olah pikir yang reflektif. Contoh olah ikir yang reflektif. Hidup dibagi menjadi dua. Yaitu tatatan atas olah pikir kita, logika kita, tataran bawah adalah pengalaman kita. Sebagai mahasiswa kurang pengalaman apa selama hidup 21 tahun? Setiap orang memiliki pengalaman, lalu apakah ada berpikir yang tidak pakai pengalaman? Contohnya banyak, salah satunya adalah takut dengan singa. Semuanya takut dengan singa. Walaupun belum pernah punya pengalaman diterkam oleh singa tetapi kita sudah merasa takut. Dasarnya adalah pikiran kita tanpa berdasar pada pengalaman. Sedangkan sebaliknya apakah ada pengalaman yang tanpa berpikir? Jawabannya juga banyak, contohnya saja adalah kucing. Ketika kita mengajak kucing berlibur ke Parangtritis untuk mencari pengalaman.  Dalam hal ini kucing tidak pernah berpikir walaupun kucing diajak mencari pengalaman. Sebagian besar orang memikirkan pengalamannya, hal ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.


3.    Bagaimana cara mengemablikan oridina; pikiran kita ketika terpengaruh filsafat orang lain?
Hal ini mendoktrin pikiran teman yang buruk. Caranya adalah berinteraksi mengggapai keseimbangan. Keseimbangan berpikir, berfilsafat, hidup didasarkan ada keteguhan hidup spiritual. Pikiran ornglain untuk membnagun folsafat kita. Membnagun pengathuan itu dari pikiran dan pengalaman. Sudah mempunyai karakteristik adalah critical thinking dilandasi spiritualitas. Tidak sebenarnya buruk. Tidak ada seorang filsuf yang terpengaruh filsuf lain. Hidup itu tidak terisoaksi yaitu mengalir. Kita berada di lautan tetapi tidak mau mengetahui jenis air apa yang ada di laut itu.
Orang yang tidak mau berfilsafat ibarat orang tersebut berada di tengah lautan tidak peduli dengan air. Ketika berada di air tawar dia tidak sadar dengan jenis airnya. Tetapi ketika dia mengindentifikasinya maka hal ini akan bermanfaat untuk kita sendiri maupun orang lain. Ketika kita tidak bisa mencari pengalaman kita tidak akan bisa mengerti akan adanya pertanyaan-pertanyaan sekarang yang muncul. Menambah kestabilan kita sebagai objek yang berotasi. Kita berotasi terhadap berpedoman terhadap spiritualistas kita melalui rangkaian doa-doa kita. Learning is anywhere and anytime. Maka hanya orang-orang istimewa yang berusada menyadari dan disadari untuk mengetahui jenis air yang di sekitarnya. Seperti contoh cerita Dewa Ruci yaitu Bima masuk ke samudera. Ketika ada hal  yang kontradiktif maka kita akan mengetahui sebuah ilmu.
Mengembalikan orisinal pikiran kita sebenarmnya adalah memperoleh pure reason. Jika kita bisa berdoa maka kita akan mendapat hal yang cerah, terbuka segalanya. Jika bisa berpikir yang jernih berarti kita hendaknya melupakan semua hal-hal dan mencari yang pure. Kita harus fokus denngan tujuan kita.
4.    Apa sebenarnya yang disampaikan oleh filsafat?
Objek filsafat adalah apa yang ada dan yang mungkin ada. Yang sudah ada itu berada di pikiran kita. Hidup ini setiap saat adalah mengubah yang mungkin menjadi ada. Ada proses sadar dan tidak sadar. Yang ada itu sekarang dan yang telah lalu sedangkan yang belum terjadi itu masih mungkin apalagi besok itu jelas pasti mungkin.



5.    Apakah dalam berfilsafat kita boleh mengacu pada orang lain atau tokoh lain?
Tiadalah berfilsafat jika tidak mengacu pada tokoh karena sama saja omong kosong. Yang telah direfleksikan adalah pikiran dari seorang tokoh. Oleh karena itu kita harus mengetahui tokoh-tokoh filsafat
6.    Bagaimana cara mengembangkan pola pikir dan filsafat?
Cara mengembangkan pola piker dan filsafat kita adalah dengan cara memperhatikan hewan yang hidup, tumbuhan yang hidup serta memperhatikan kita bisa hidup. Baik secara makro maupun mikro. Tuhan mnciptakan bumi yang berputar pada porosnya serta mengelilingi matahari. Bumi yang berputar tersebut tidak akan pernah menempati tempat yang sama begitu pula dengan manusia yang tidak akan menempati tempat yang sama pada masa yang berlaku. Ciptaan Tuhan adalah untuk kemaslahatan manusia yang sebaiknya selalu kita jadikan contoh. Sebagai contoh adalah watak bumi yang berputar pada porosnya maka kita harus meniru watak itu yaitu berputar pada doa-doa dalam hati kita. pola pikir dan filsafat adalah ikhtiarmu. Ikhtiarmu adalah dalam pengalamnmu. Pengalamanmu adalah pikiranmu. Secara spitual sukses dunia akhirat adalah menggapai harmoni dalam segala macam aspeknya. Ada doa dan ikhtiar dalam hidupmu. Penyakit berfilsafat adalah dalam keadaan tidak seimbang dan melanggar norma. Misalnya saja kita dalam perkuliahan filsafat harus membaca elegi, ketika kita tidak membaca elegi dan membuat comment  maka kita terancam kematian kita dalam filsafat.
Filsafat itu kontekstual sehingga ketika kita berbocara mengenai Gunung Kidul maka hal itu bisa dikaitkan dengan “tiwul” yaitu makanan khas Gunung Kidul bukan malah terkait dengan “Gethuk goreng” yang asing jika dikaitkan dengan daerah Gunung Kidul.
7.    Bagaimana memulai filsafat dengan baik dan benar?
Memulai filsafat dengan baik dan benar adalah sangat relatif karena bisa dimuali di awal, di tengah ataupun di akhir. Yang paling baik adalah menaati norma-norma yang disepakati. Kemudian berpikir kritis terhadap apa yang terjadi atau berada di hadapan kita. Filsafatnya filsafat adalah berpikir kritis.
8.    Mengapa filsafat membuat bingung?
Memang dalam filsafat itu perlu dibuat bingung karena dalam filsafat itu kepastian adalah urusan dunia sedangkan urusan hati adalah keyakinan terhadap hati kita sendiri. Kepastian dalam urusan dunia itu musuh filsafat. Kenapa demikian? Karena supaya kita mau berpikir harus dibuat bingung terlebih dahulu. Berfilsafat bukan hanya urusan substansi tapi juga urusan wadah atau kerangka dan bagaimana kita bisa memanfaatkan wadah yang besar itu untuk berfilsafat.
9.    Dimanakah mencari obat supaya tidak bingung?
Ketika bingung maka stop berhenti memikirkannya. Kemudian ambil air wudhu dan shalat, jika tidak demikian maka tidur, istirahat kemudian bangun dan melakukan shalat malam. Memohon ampun terhadap Tuhan karena kita telah mengembarakan pikiran kita. Cara membuat hati supaya tidak erosi adalah ketika kita berfilsafat sebanyak sekali maka imbangilah dengan berdoa sebanyak sepuluh kali, sedangkan ketika kita berfilsafat sebanyak duapuluh kali maka imbangilah dengan  berdoalah sebanyak duapuluh kali.
10.  Bagaimana menyikapi filsafat?
Jangan coba-coba merasionalkan segala pikiran kecuali dalam batas-batasnya. Berfilsafat itu tergantung pada orangnya dan sebagian besar adalah termasuk orang yang kafir dan tidak beragama. Jika kita tidak mampu untuk memikirkan Tuhan maka jangan kita lalu tidak mempercayainya. Jika sudah bingung dengan hal yang demikian maka harus diimbangi dengan spiritualnya.
11.  Bagaimana supaya supaya kita bersikap adil?
Sebenarnya diriku adalah ketidakadilan itu sendiri. Suatu kodrat bahwa manusia tidak bisa adil dan sebuah kodrat juga bahwa manusia berusaha menjadi adil. Mengapa demikian? ada hukum yang namanya hukum reduksi dan  Tuhan pun memberlakukannya. Sebagai contoh adalah mengapa kita tidak memilih lahir dari seorang ibu yang kita pilih? Tidak ada kata tidak adil bagi kita karena Tuhan itu Maha Adil. Kita harusnya bersyukur dan mencari hikmah dari hal yang terjadi karena sifat itulah maka kita bisa lepas dari ketidakadilan itu. Ketidakadilan itu akan dibawa sampai mati. Sebagai contoh bahwa apa yang di belakang kita memiliki hak yang sama untuk dipandang, tetapi kita selalu hanya memandang apa yang ada di depan kita. Hal inilah merupakan contoh ketidakadilan dalam hidup kita.
Ternyata kita bisa hidupmu karena adanya ketidakadilan. Kita selalu memandang ke depan itu juga merupakan suatu ketidakadilan. Bagaimana jika kita mempunyai empat mata? Kita akan merasa bingung karena mata kita memandang kemana-mana. Kita hidup dengan penuh ketidakadilan. Ternyata ketidakadilan itu adalah Karunia dari Tuhan kita. Dalam setiap ikhtiar kita sebenarnya adalah mencari ketidakadilan tetapi kita tidak akan pernah mencapai adil yang sempurna karena hal itu adalah milik Tuhan.
12.  Apakah filsafat hanya mengenal yang abstrak saja?
Filsafat itu memikirkan apa yang abstrak dan konkret. Anak kecil belajar menggunakan mitos tetapi ketika sampai di hati itu namanya adalah keyakinan  dan ibadah. Ketika guru matematika mengajar kepada muridnya untuk menghafalkan rumus maka guru itu mengajar dengan melalui pendekatan mitos. Pure matematika itu objeknya di dalam pikiran. Sebagai contoh adalah di dunia ini tidak ada yang lancip ketika kita memperbesar bagian yang lancip dengan mikroskop maka di bagian yang lancip itu berbentuk molukel. Lancip hanyalah pengandaian saja dalam matematika.  Jadi, matematika itu sebenarnya adalah pengandaian.
13.  Kapan kita bisa yakin hati kita bersih dan terbuka?
Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha. Anak cucu Adam baru lahir kemarin spre sdangkan setan sudah bertanduk tujuh, tidak ada yang bisa membantu kita dari godaan setan kecuali meminta perlindungan Tuhan Yang Maha Esa. Hti yang kotor itu sebenarnya dalah gangguan setan.
14.  Sejak kapan kita dikatakan hidup kita memulai awalnya?
Kadang-kadang konsep awal itu diabaikan oleh manusia. Awal bisa menjadi segala-galanya bagi manusia. Manusia tidak bisa terbebas dari yang namanya awal. Awal kita kuliah dimulai ari pagi, awal kuliah didahului dengan kesepakatan-kesepakatan. Dalamfilsafat awal itu adalah fondasi, alirannya adalah fondalisme. Tetapi dalam filsafat ada juga kaum yang menentang aliran fondalisme.   
15.  Jika seorang tidak bisa memahami filsafat yang dibuat oleh orang lain, apakah hal itu wajar?
Berfilsafat itu berdimensi, sedangkan berdimensi itu berjenajnag naik turun horizontal, timggi setingginya berfilsafat itu adlah filsafat dunia, filasfat Negara, filsafat kelembangaan sampai apda diri sendiri. Kapan kita berfilsafata? Yaitu ketika kita mulai mereflkesikan pikiran dan pengalaman kita dengan menggunakan referensi yang ada dan yang mungkin ada. Jika kita mnyadarinya berarti kita telah berfilsafat tetapi tidak berhenti sampai itu tetpi sampai pada bagaimana cara kita menjelaskannya, maka dari itu filsafat itu menggunakan metode hidup.


16.  Filsafat itu mengahuskan kita untuk berpikir. Apakah bebas dalam hal berpikir?
Indonesia itu free yang bertanggungjawab. Orang menggunakan tanggungjawab itu sebagai batasan yang tidak merugikan oranglain. Setiap yang ada dan yang mungkin ada mempunyai nilai kebenaran masing-masing. Contoh kebenaran sebagai seorang wanita, laki-laki, tua maupun muda itu berbeda-beda.
17.  Apakah semua filsafat bernilai benar?
Benar itu relatif, benarnya matematika adalah ketika hal itu konsisten. Dalam matematika semua hal boleh diandaikan. Sedangkan benarnya pengalaman harus sesuai dengan keadaannya. Tetapi orang tidak pernah bisa mencocokannya dengan keadaannya. Tidak akan ada namamu yang tepat karena ketika kita menunjuk nama seseorang maka orang itu tidak akan pernah sama dengan nama ketika ditunjuk tadi. Tiadalah manusia itu bisa persis sama dengan namanya. Karena nama itu sama tetapi tidak bisa membedakan ketika kecil, muda ataupun dewasa. Benarnya spiritual itu absolute / totally / true absolute (tidak bisa dibantah).
18.  Apa yang dimaksud dengan Metakognisi? berpikir apa yang dimaksud?
Metakognisi itu bicara tentang kognisi. Berfilsalafat itu berbicara tentang pikiran. Menjelaskan apa yang terjadi ketika kita melakukan
19.  Apa manfaat filsafat?
Filsafat itu adalah pola pikir yang reflektif sehingga ketika ditanya mengenai apa manfaat filsafat maka sama saja bertanya mengenai apa manfaat berpikir? Yaitu mengolah pikiran kita. Filsafat mempelajari apa yang ada dan yang mungkin ada. Orang yang beribadah harus sehat fisiknya. Sama halnya bagaimana cara berfilsafat yang baik adalah dalam keadaan fisik yang sehat. Filsafat matematika mempelajari apa yang ada dan mungkin ada di dalam matematika. Sungguh luar biasa kekuatan filsafat itu karena bisa menembus ruang dan waktu. 

ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM FILSAFAT

Absari Nur Khasanah
09301244014
Pend. Matematika Bilingual 2009
 
ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM FILSAFAT
Filsafat Pendidikan Matematika terdiri dari filsafat dan pendidikan matematika, keduanya tidak bisa dipisah-pisah. Tidak sesederhana menggabungkann antara pendidikan dan matematika.
Filsafat dapat diletakkan di depan pendidikan matematika. Substansinya ada di semua bagian matematika. Alat berfilsafat menggunakan bahasa analog. Filsafat bisa ditempatkan di depan banyak hal. Sebagai contoh adalah filsafat hidup, filsafat mati, filsafat matematika, dan filsafat sains. Begitu juga dengan dunia dapat diletakkan di depan banyak hal seperti dunia malam, dunia sore, dunia siang, dunia mahasiswa, dunia percintaan, dunia KKN, dunia PPL, dan sebagainya. Sangat mudah mengenakan filsafat dalam dunia pendidikan.
Ada beberapa asumsi/ anggapan dasar sebagai pijakan dalam berfilsafat. Asumsi-asumsi harus dipilih karena disesuaikan dengan situasi yang ada. Ada hal-hal kontradiktif, bertentangan dengan prinsip. Filsafat itu hidup, dan metode filsafat adalah metode hidup.
1.    Asumsi itu melihat fakta tentang kondisi faktual.
Kondisi faktual ibarat pelari sedang lari dengan kencang, kereta api sedang melaju kencang kalau dilihat dari aspek kehidupan manusia.
Dalam banyak hal masih berusaha sangat keras untuk memperoleh fakta/ keradaan dan mewujudkan cita-cita. Manusia masih bersifat potensi. Sebagai contoh mahasiswa sebagai calon guru faktanya belum menjadi guru. Contoh lain adalah mempunyai fakta sudah punya cucu, bukan potensi lagi tapi masih mempunyai potensi untuk mempunyai cucu.
Filsafat adalah sesuatu yang free, bebas, merdeka agar kita free thinking. Tidak mungkin berfilsafat dalam keadaan dikejar-kejar atau ditekan. Dalam persoalan selalu ada tantangan. Dalam kesempitan selalu ada kelapangan.
Asumsi ini merupakan tata cara, yang dipelajari alam filsafat adalah objek, Fakta perkembangan hidup baru sampai sekarang. Sudah dikatakan orang dewasa. Mempunyai cirri-ciri yang berbdea dengan anak-anak. Sebagai contoh adalah rasa ingin tahu.  Asumsi orang dewasa adalah memiliki kompetensi bernalar, berusaha mengenali dunia ini. Komponen dasar untuk berfilsafat sudah cukup
Komponen dasar berfilsafat :
a.    Logika / rasio pemikiran
b.    Pengalaman
2.    Asumsi/ tata cara berfilsafat itu penting
Sebagai contoh tata cara beribadah itu ya ibadah itu sendiri.
Asumsi kedua ada kesibukan yang luar biasa. Munafik itu kontradiksi dalam filsafat. Hidup ini adalah kemunafikan dalam pikiran. Munafik dalam diri sendiri itu adalah ilmu. Munafik dalam pikiran itu campur antara hati dan perasaan.
Dalam anarkisme selalu dilihat potensi-potensi kebaikan.
Segala sesuatu yangn ditekan dari luar maka pikiran akan menyempit.
Hedonism = ingin mendapatkan dengan cepat tetapi tanpa berusaha.
Merupakan gaya hidup manusia zaman sekraang.
Orang hidup selalu mencari solusi.
Pengaruh kapitalisme disebabkan adanya keadaan dan teknologi yang saling bertemu sehingga memunculkan gaya hidup kapitaslisme.
Idealism pemuda yaitu mencari pekerjaan yang tetap, mencari pasangan berumah tangga, berkeluarga, mempunyai anak. Ketenangan yang diidam-idamkan anak muda. Mencari yang tercanggih, itulah dampak dari sifat konsumerisme, refletkif memikirkan sejenak tentang apa yang terjadi,.
3.    Asumsi ketiga adalah filsafat itu hidup
Matematika dari yang tidak jelas menjadi jelas, filsafat membuat yang jelas menjadi tidak jelas. Hidup itu adalah gabunngan dari pikiran, perasaan, mampu mengalami, memahami, dan menguasai,
Di atas filsafat itu ada spiritual, misalnya aja berdoa itu hidup karena disana ada perasaan. Ibadah untuk semua. Semua orang perlu agama dalam keadaan baik atau tidak baik.
Saya tidak sedang memberikan filsafat saya pada anda, saya hanya memberikan kesempatan bagi anda  untuk mengembangkan filsafat. Membangun filsafat
4.    Sifat hidup yang sehat. Tidak munafik.
Hidup yang sehat adalah ketika tidak melakukan kemunafikan dalam hidup.
Cara membangun filsafat :
a.    Materi berada di http://powermathematics.blogspot.com
b.    http://staff.uny.ac.id
Materi yang ada kebanyakan berisi mengenai elegy. Elegy merupakan nyanyian kesedihan bahkan kematian. “aku belum mampu menerangkan mengenai arwah.”
Menerjemahkan apa yang ada di luar dirimu, sedangkan orang lain menerjemahkan dirimu. Hidup in adalah translate and to be translated itulah hermeneutika. Bumi itu meruapakan teladan yang diberikanTuhan untuk dicontoh manusia. Bumi itu berotasi dan berevolusi sehuingga manusia juga beraktifitas internakl dan eksternal
Kita tidak akan pernah menempati waktu dan ruang yang sama. Belajar itu anytime, anywhere and continue.
Kaitan dengan spiritual setinggi-tinggi ilmu lebih tinggi ilmu teknologi. Objek filsafat adalah segala yang ada dan yang mungkin ada. Metode yang digunakan adalah bahasa anolog. Kalau berbicara mengenai pikiran maka itu adalah filsafat sedangkan jika berbicara mengenai hati adalah Tuhan. Jika ingin mengatakan Tuhan melalui jalur hati. Jika berfilsafat satu langkah maka berdoalah 10 langkah, jika berfilsafat dua langkah maka berdoalah 20 langkah. Jangan berfilsafat terlalu tinggi apabila tidak bisa mengendalikan dengan hati.

Pertanyaan :
1.    Bagaimana cara untuk menata hati supaya selalu mempunyai pikiran yang positif?
2.    Bagaimana cara membangkitkan semangat ketika sedang benar-benar tidak mempunyai semangat?
3.    Manusia mempunyai sifat alami yang tidak pernah merasa puas dengan apa yang diperoleh. Bagaimana mengendalikan sifat alami tersebut sehingga manusia tidak menjadi manusia yang rakus?